Senin, 13 Juli 2020


Belajar menulis gelombang 11
Pertemuan 17   Rabu ,08 Juli 2020
Waktu               Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri           Joko Irawan Mumpuni   
Topik                Proses menerbitkan Buku Ajar
Peresume          Agung Harjanto A.Md


Menerbitkan Buku
Pada kesempatan kali ini jika waktu cukup  setidaknya akan disampaikan 3 paparan :
ü Paparan pertama “ Writing Preneurship ( Menulis Buku Yang Diterima Penerbit)”
ü Paparan kedua “ Menulis Buku Ajar”
ü Paparan ketiga “ Teknik Menulis Buku “
Sebagai guru setidaknya ada beberapa tujuan menerbitkan buku. Dari pengalaman bertemu dengan banyak penulis, rata-rata adalah berorientasi pada profit, ingin mendapatkan royalty yang besar.Ada juga yang berorientasinya bukan pada uang, tetapi pada Nirlaba (pengabdian). Juga ada tujuan lain untuk promosi diri, untuk branding. Kalau Akademisi, Dosen terutama biasanya sangat bersemangat untuk menulis buku karena memang untuk memenuhi regulasi, untuk kenaikan pangkat.


Berdasarkan gambar diatas, terkait dengan tulis menulis , saat ini kita berada di posisi mana?...perhatikan tangga yang paling bawah, tertulis I won’t do it ( saya tidak ingin menulis). Dan disini tidak mungkin kita tidak mau menulis karena telah ikut group belajar menulis. Atau sedikit naik ke atas I Can’t Do It, Guru rata-rata sudah pernah kuliah, kalau kuliah rata-rata pernah bikin laporan , sudah pernah bikin skripsi,  sehingga ketika membuat laporan atau skripsi sudah bisa dikatakan bisa menulis. Tetapi kenapa tidak berkembang , tidak keluar produk-produk baru, iya karena ada persoalan-persoalan lain. Mudahan-mudahan sampai jam 21:00 bapak Ibu sudah ada di tangga paling atas,”Ya, saya akan menulis dan menghasilkan buku untuk diterbitkan”.

Gambar diatas sering disebut ekosisitem industry buku, kata industry merujuk pada kata ekosistem. Ekosistem berasal dari kata ekonomi, ekonomi ujung-unungnya adalah uang. Artinya penerbit itu termasuk penerbit Andi adalah Perusahaan,profitable, yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup semua karyawannya. Penerbit itu rata-rata bukan lembaga Nirlaba yang tidak mencari keuntungan, tetapi mencari keuntungan. Artinya tidak sembarangan menerbitkan buku yang tidak yakin buku yang diterbitkan itu akan mendatangkan keuntungan.


Dari gambar Industry Buku jika diringkas, ada empat bagian atau empat komponen atau empat stake holder  . Yang pertama, ada yang disebut dengan penerbit, ada yang disebut penyalur, ada yang disebut dengan pembaca, dan kemudian ada yang disebut penulis. Yang disebut pembaca istilah industrinya disebut pasar atau pembeli. Kemudian siapa pelaku industrinya ?.Berarti ada tiga, penulis, penerbit dan penyalur. Jika satu judul buku dianggap satu buah proyek,Siapakah yang mendapat keuntungan rupiah paling banyak ?.Penerbitnya, penyalurnya atau penulisnya. Sebagai contoh buku itu berharga 100 ribu di toko buku sebetulnya took buku sebagai distributor sudah minta 30 ribu bahkan lebih, berarti adalah minimal untuk distributor 30 %, untuk penulisnya 10 ribu atau 10 %, sisanya dikelola oleh penerbit untuk ongkos produksi, ongkos SDM, promosi dan lain sebagainya. Maka sisanya tidak banyak hanya 2%-3% per satu buku. Kenapa penerbit bisa bertahan lama? Karena untungnya memang 2-3% tapi buku yang diterbitkan sudah ribuan , jadi pengalinya banyak. Tapi kalau buku itu tidak laku, maka yang menanggung adalah penulis.

Untuk proses naskah menjadi buku, bayangkan saja Bapak Ibu mempunyai naskah , pasti punya pikiran akan diterbitkan melalui penerbit manapun termasuk penerbit Andi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
1.     Mengirimkan naskah ke penerbit
2.     Oleh penerbit dinilai,direview,bukan untuk menghakimi, bukan untuk merendahkan naskah itu, tetapi hanya di evaluasi dengan pertanyaan besar apakah naskah tersebut jika dijadikan buku laku atau tidak.
3.     Setelah naskah diterima, diminta softcopy kemudian penulis diminta tanda tangan perjanjian, bagaimana kalau ditolak , ya dikembalikan.Bolehkah mengirimkan naskah lewat email , ya boleh. Kami sarankan mengirimkan naskah dicetak  hard print supaya aman,cukup di kertas , separo bab saja, daftar isi harus lengkap, judul, kemudian cv penulis harus ada, dan synopsis harus ada. Dari situ penulis sudah bisa memutuskan diterima atau tidak.
4.     Ada proses editing dan setting, Sejelek apapun naskah akan di edit karena penerbit mempunyai editor, judul biasanya usulan dari penulis dan domodifikasi dari penerbit.
5.     Sebelum di cetak massif, penerbit akan memberikan naskah yang sudah jadi buku diberikan kepada penulis untuk koreksi akhir atau proving agar ketika dicetak massif penerbit tidak ada kesalahan yanf fatal.Setelah dikoreksi penulis dikembalikan kepada penerbit untuk koreksi seperlunya, kemudian dibuatlah plat untuk membuat cetakan secara massif di mesin pencetak.
Setelah berhasil membuat karya membuat tulisan, kemudian terbit, diedarkan ke seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia. Penulis akan mendapatkan kepuasan, reputasi,  karir akan cepat naik, uang.
Naskah seperti apa yang diterbitkan  :
ü Tema tidak popular tetapi penulis popular, diterbitkan karena yang dijual reputasi penulisnya
ü Tema popular penulisnya popular, bukunya luar biasa , bisa laris manis keuntungan besar
ü Tema popular penulis tak popular, ini pilihan bagi pemula , karena tema popular kemungkinan akan diterbitkan oleh penerbit
ü Tema tidak popular penulis tak popular, ini yang tidak diterbitkan oleh penerbit

Reputasi penulis bisa dicari lewat google scholar atau google cendikia, kalau itu akademisi apalagi dosen atau guru yang mempunyai akun google scholar itu lebih disukai,karena karya tulisnya semua bia diuji di pasar, pasar dunia yaitu dilihat dari jumlah sitasi, sitasi adalah  yang dikutip dari penulis lain dari karya tersebut.
Bagaimana menentukan oplah, Berikut kwadran  kategori naskah :

Bagaimana pengaruh produktivitas dan kualitas, Berikut kwadran Kategori penulis :



Minggu, 12 Juli 2020

MENERBITKAN BUKU


Belajar menulis gelombang 11
Pertemuan 16    Senin, 06 Juli 2020
Waktu                Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri            Edi S. Mulyanta  
Topik                 Menerbitkan Buku 
Peresume           Agung Harjanto A.Md

 
Dunia penerbitan

Pada hari ini kita akan bersama Pak Edi S Mulyanta dengan pembahasan penerbitan dari hulu hingga hilir. Hal yang menarik karena topik ini baru bagi saya dan tentunya sangat berkaitan erat dengan para penulis di dalam menerbitkan buku.

Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan demikian halnya dengan dunia penerbitan, dimana dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya.Oulet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.

Dengan masuknya Corona, dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan. Pada Bulan januari 20 – Februari 20, omzet Toko Buku masih sangat normal. Dengan masuknya pandemi benar-benar telah tersemai dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Laju bisnis yang yang tadinya masuk gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu gigi 1.

Oulet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi ke Toko Buku.

Pengalaman kami, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang uptodate mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Keputusan-keputusan strategis diperlukan, mengingat ketidakpastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50% untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.

Media WA yang dikelola Om Jay, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapkan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterprestasikan oleh pembaca tulisan kita. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kali. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk Bapak Ibu mulai menulis, tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang bapak Ibu tawarkan.
Perlu diketahui bahwa tidak ada buku best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing.Kami pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. Kami memilih tema yang luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia Internasional. Kami push pemasaran dengan luar biasa.Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan. Laskar Pelangi ..saat awal terbit, penulis tidak menyangka akan meledak. Di awal pemasarannya , sungguh mengecewakan..dan meledak karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut ke mulut.
Bapak Ibu dapat mulai tulisan dengan tema yang Bapak/Ibu sukai, kemudian membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga,usia pembaca, gender, pendidikan ,dll).
Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan.

Pertanyaan : Berapa lama proses untuk menerbitkan buku ? Bagaimana caranya untuk membuat buku jika sudah memiliki file yang akan dibukukan, haruskah diedit dan dicaver dahulu ?
Jawab : Proses review 1 bulan, proses editing 1 bulan, proses produksi 1 bulan.Penulis menyerahkan dalam bentuk file Word, tidak perlu membuat cover karena cover akan dibuat oleh team desain penerbit.

Pertanyaan : Berapa besar kemungkinan proposal buku kita di acc penerbit ?
Jawab : Perbulan kami menerima naskah 150-300 judul, kami biasanya memilih 10-15 persen dari naskah masuk untuk bisa terbit. Pembiayaan ada di penerbit, penulis tidak mengeluarkan biaya apapun.

Pertanyaan : Apakah penerbit Andi menerima permintaan untuk penerbitan modul pembelajaran ?
Jawab : Kami menerima modul pembelajaran, dengan syarat sesuai dengan kurikulum. Bapak Ibu bisa mengirimkan via email edis.mulyanta @gmail.com. Untuk ked depan kami akan membuat apps untuk menuliskan proposal sehingga Bapak Ibu dapat menuliskan lewat gadget perencanaan penulisan.

Pertanyaan : Untuk royalty atau bagi hasil untuk penulis ?
Jawab : Royalti sebesar 10% dari harga jual , yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.

Pertanyaan : Kalau buku telah selesai cetak, apakah penulis mendapat buku sampel hasil cetakan ?
Jawab : Penulis mendapat sampel 6 eksemplar,
Pertanyaan : Persyaratan untuk diterbitkan (jumalah hal, ukuran kertas, biaya dll)?
Jawab : Kami menggunakan ukuran unesco 16x23 cm, jumlah halaman 125-200 halaman.

            Sebagai penutup, kedepan kami akan membuat apps proposal untuk memantau perkembangan penulisan, karena kami memberikan waktu 3 semester untuk menyelesaikan bukunya. Setelah itu jika ,elewati waktu deadline 3 semester, otomatis akan gugur proposalnya.

      Sebagai kesimpulan, dunia tulis menulis tidak akan mati, terus berkarya bagaimanapun keadaanya, karena diluar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keingin tahuannya dari tulisan Bapak Ibu.


Atletik (jalan Cepat)

  A. Aktivitas pembelajaran Jalan Cepat 1. Hakikat Jalan Cepat (Racewalking) Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkahkan kaki tanp...