Rabu, 18 November 2020

Atletik (jalan Cepat)

 

A. Aktivitas pembelajaran Jalan Cepat

1. Hakikat Jalan Cepat (Racewalking)

Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkahkan kaki tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah.Meskipun merupakan perlombaan kaki, berbeda dengan berlari dengan satu kaki harus selalu terlihat menyentuh tanah.Kecepatan Olahraga jalan cepat atau (power walking) adalah metode berjalan kaki dengan kecepatan di atas rata-rata kecepatan berjalan pada umumnya , yaitu 7-9 km/jam.Olahraga jalan cepat tergolong ke dalam olahraga santai yang memproduksi hormon endorphin yang membuat bahagia dan merasa tenang sehingga dapat membantu melepaskan kepenatan dan pikiran berat sejenak.

 

Manfaat olahraga jalan cepat :

1)      Meningkatkan fungsi kardiovaskular

2)      Menjaga kesehatan jantung

3)      Meningkatkan kinerja jantung

4)      Membantu mengurangi kolesterol jahat di dalam tubuh manusia

 

2.    Aktivitas Pembelajaran Perlombaan Jalan Cepat

a)      Aktivitas pembelajaran perlombaan jalan cepat pada lintasan lurus

1)      Berjalan sepanjang lintasan dan upayakan agar telapak kaki mengikuti sebuah garis lurus.

2)      Menjaga agar badan bergerak pada jalur lurus sehingga tidak terjadi pengurangan jangkauan langkah ataupun kecepatan.

3)      Berkonsentrasi pada gerak sebelah kaki dalam tahap penarikan dengan menancapkan tumit pada tanah dan berkonsentrasi pada gerak tersebut oleh kaki yang lain. Selanjutnya,perhatikan kedua kaki.

4)      Seperti pada pembelajan pada tahap 3, tetapi berkonsentrasi pada kaki pendorong.

5)      Lakukan pembelajaran ini secara berulang. Pertama lakukan dengan satu kaki, kemudian dilanjutkan dengan kedua kaki.

6)      Dengan langkah terkontrol, lakukan langkah-langkah percepatan dan perubahan-perubahan irama jalan pada jarak-jarak pendek.

Minggu, 02 Agustus 2020

Menulis itu Mudah


Belajar menulis gelombang 13

Pertemuan 17   Senin   ,13 Juli 2020
Waktu               Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri           Drs. Jumanto, M.Pd  
Topik                Proses Menulis Kreatif
Peresume          Agung Harjanto A.Md


Menulis itu mudah

Pada malam ini kita akan mendapat materi dari Bapak Jumanto. “Menulis puisi itu mudah”, demikian beliau mengawali  kegiatan belajar menulis lewat Whatsapp. Kenapa mudah, karena setiap ada ide maka ide tersebut dituangkan dalam tulisan. Selain menulis puisi juga menulis cerita pendek.

Diawali tahun 2004, pada waktu mendapat tantangan dari Prof.Dr.Sarwiji Suuwandi untuk menulis buku ajar.Satu bulan pertama hanya menyelesaikan satu buku ajar untuk kelas VII SMP/Mts. Buku ajar untuk kelas VIII dapat diselesaikan dalam 2 minggu. Selanjutnya dapat menyusun naskah buku untuk kelas IX dan untuk SMA rata-rata dalam waktu 2 minggu.Dengan bimbingan Prof Sarwiji dapat menyelesaikan 3 buku ajar untuk SMP dan 5 buku ajar untuk SMA.Buku-buku tersebut dinilaikan ke pusat perbukuan.Proses selanjutnya belajar mengedit berdasarkan catatan-catatan dari tim penilai. Setelah penilaian selesai dan buku sudah mendapatkan SK penetapan, maka buku siap diterbitkan.

Tantangan berikutnya dari Bapak Direktur Penerbit SIC. Kata Beliau saya cocok menjadi marketing. Pemerintah meluncurkan istilah BSE.Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis buku secara indi maupun lewat penerbit dan lulus penilaian dibeli oleh pemerintah. Buku tersebut diberi HET.Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Di masa buku BSE saya mendirikan penerbit untuk mengajukan izin cetak BSE.Pendapatan say jauh dari pendapatan seorang guru PNS. Selain dari hasil jual naskah buku, juga mendapat dari editor. Pengalaman saya dari penulis, editor, marketing, manager.Keempat aktivitas ini saya lakukan sampai sekarang. Di PGRI Jateng mendapat tugas sebagai Ketua Badan Penerbitan PGRI Jateng dengan Penerbit PGRI Jateng Press.

Menulis itu mudah, banyak orang mendapatkan kenikmatan dari menulis. Menulislah, langsung ditulis tidak perlu dipikir terlalu dalam.Dalam filsafat Jawa, motif secara garis besar ada cari jenang, cari jeneng dan cari seneng. Kebanyakan dari penulis pemula, motifnya menulis adalah seneng, motif seneng adalah tingkatan terakhir. Setelah kebiasaan menulis sudah lancar, kemudian menulis dengan arah yang khusus untuk tujuan tertentu atau pembaca tertentu , misalnya pembaca untuk anak TK,SD,SMP,SMA atau untuk umum.

Bagaimana menulis buku non pelajaran agar leluasa menggali ide untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita. Apabila ada ide atau inspirasi di saat-saat tertentu, disaat sibuk tulislah pokok pokok yang selanjutnya ditulis dalam outline. Dengan outline akan menuntun kita, pola pikir kita dalam menulis menjadi lancar. Dengan menulis akan mendapatkan senang, dengan senang akan mendapat jenang atau pendapatan, kita juga akan mendapatkan jeneng atau nama kita akan dikenang.

Pemasaran Buku di tengah Pandemi Covid 19


Belajar menulis gelombang 13

Pertemuan 16   Jum’at    ,10 Juli 2020
Waktu               Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri           Agust. Subardana, S.E.,MM. CDS  
Topik                Pemasaran Buku di saat Pandemi
Peresume          Agung Harjanto A.Md


Pemasaran Buku di tengah Pandemi Covid 19

Di saat pandemi covid-19 melanda hampir merata dibelahan dunia, baik Negara maju, Negara berkembang maupun di Negara miskin. Demikian juga pemasaran buku, jaringan  buku buku seluruh Indonesia dalam kurun waktu hampi empat bulan sementara tutup.Dengan covid 19 banyak orang takut datang ke toko buku,maupun mall-mall yang di dalamnya ada toko buku.Terjadi penurunan omset toko buku kurang lebih 70% sampai 80 %.Banyak penerbit yang berhenti distribusi ke toko buku dan juga penerbit yang gulung tikar maupun bangkrut .

Selama masa pandemi, jumlah pengunjung toko buku mulai pertengahan Februri sudah mulai turun drastis, naik sedikit dan di bulan April mulai penurunan lagi dan mulai naik lagi pertengahan juni .

Penerbit buku melakukan strategi mengenai pentingnya mentransformasi digital. Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy.  Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sector –sektor industri Perbukuan. Perubahan ini berdampak ke banyak hal mulai dari tempat kerja, Cara belajar-mengajar, kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strategi utama yang dipakai adalah Digital Merketing dalam melakukan trnsformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku.

Di dalam Digital Marketing harus menyesuaikan diri dengan era New Normal.Yang termasuk di dalam Digital Marketing adalah Branding, Social Media, Content marketing, Email Marketing, Video Production, SEO, Web Design, App Development, SEM.

Manfaat Digital marketing  :
1.  Biaya lebih terjangkau atau murah
2.  Daya jangkauan sangat luas
3.  Mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai katagori
4.  Komunikasi dengan konsumen lebih mudah
5.  Mudah dievaluasi dan dikembangkan
6.  Lebih cepat popular
7.  Sangat membantu meningkatkan penjualan

Digital Marketing sangat efektif untuk pemasaran buku agar bisa membantu meningkatkan penjualan. Harus tetap berhubungan dengan pelanggan buku, media sosial, dibangun terus menerus lewat digital marketing ini. Pastikan buku yang dijual mudah ditemukan di online baik lewat website dan semua marketplace seperti bukalapak, tokopedia, Shopee, bibli, belanja.com dan lain sebagainya. Membangun Reseller untuk menjadi tim di dalam memasarkan buku-buku.Buku juga bisa kita pasarkan melalui media sosial seperti WA, Facebook, Instagram, youtube.

Untuk mempertahankan dari strategi penjualan buku ini , dalam kondisi saat ini yang paling efektif adalah lewat komunitas-komunitas, komunitas-kmonuitas inilah yang lebih tinggi dari penjualannya dengan komunitas-komuitas yang ada sesuai dengan katagori produk yang dimiliki, misalkan produk-produk untuk novel, akan masuk ke komunitas novelis, untuk guru produk-produk yang berkenaan sarana pendidikan bisa lewat komunitas yang bisa menghubungkan tentang produk-produk yang diterbitkan.

Ada beberapa strategi yang dijalankan dalam mempertahankan pemasaran buku. Selalu tampil yang pertama, tercepat dan tepat sasaran sesuai dengan kategori pasar yang kita bidik. Mengadakan promo-promo khusus seperti memberikan discount atau rabat yang lebih pada konsumen dan juga mengadakan event-event seperti Webinar lewat Zoom, Channel youtube live streaming, group WA.Tanggap situasi dengan menumbuhkan emphati, bagaimana cepat dalam merespon setiap ada yang ingin membeli buku, cepat mengirim setelah ada transaksi, mencarikan buku yang sesuai dengan keinginan konsumen yang telah menghubungi kita, jika ada complain harus segera memberikan suatu solusi yang jelas dan apa adanya. Dengan menggunakan mobile marketing juga peluang yang besar, Yang sudah lama digunakan adalah email marketing dalam digital marketing. Saat ini email marketing masih digunakan untuk menargetkan pelanggan dan efektif untuk menghubungi lewat email.

Cara lain untuk memasarkan buku, pemasaran yang lebih menargetkan pelanggan secara personal atau personalize marketing. Dengan adanya digital ini, dapat menampilkan iklan atau informasi dengan target orang yang secara personal, hal ini dimungkinkan dengan adanya teknologi yang mampu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan secara personal melalui karakteristik pencarian terhubung dengan internet dan karakter yang sesuai dengan konsumen. Strategi selanjutnya adalah continuous marketing, yaitu pemasaran selalu berkelanjutan yang menghubungkan semua lini pemasaran dengan media sosial terus menerus menyasar pengguna sosial media.Pemasaran buku juga harus terintegrasi digital marketingnya yaitu cara bagaimana marketing yang menggabungkan seluruh digital marketing dalam sebuah website atau Toll, aktivitas akan dapa berjalan sekaligus dengan cara kerja yang sangat sederhana tetapi memiliki dampak yang luar biasa dalam marketing karena terintegrasi satu dengan yang lain sehingga media sosial tersebut sekali kita upload , semua terinformasikan, terkoneksi antar media sosial satu dengan yang lain.Menggunakan content marketing yang menarik, artinya bagi pengguna internet sekarang ini selalu mencari berbagai informasi melalui internet.

Dalam pemasaran buku juga diperlukan visual marketing, tidak hanya untuk didunia nyata tetapi juga bisa di dunia maya seperti instagram, youtube, visual promosi yang lain. Dalam memasarkan buku memerlukan peran besar di dalamnya, namanya adalah Google adwordm ,meningkatkan performa marketing yaitu sarana berbayar tetapi potensi returned yang dihasilkan sangat besar .

Dengan adanya kebijakan terkait dana BOS, banyak manfaatnya karena tiap sekolah boleh untuk mengembangkan perpustakaan. Di dalam pengembangan perpustakaan inilah produk-produk buku sangat dibutuhkan. Sehingga pennerbit bisa mensuplai atau memberikan gambaran katagori yang bermanfaat untuk perpustakaan. Dengan terkait kebijakan dana BOS ini , sehingga sekolah bisa mengalokasikan pembelian buku untuk perpustakaan , karena dengan kondisi pandemic semacam ini siswa butuh belajar dirumah dengan banyak membaca buku. Dengan adanya fasilitas perpustakaan sekolah otomatis siswa akan bisa meminjam buku perpustakaan yang dibawa ke rumah agar bisa dibaca.Menu-menu yang disediakan di penerbit Andi cukup variatif dan banyak sekali produk-produk baik untuk menu perpustakaan kelas tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.


Senin, 13 Juli 2020


Belajar menulis gelombang 11
Pertemuan 17   Rabu ,08 Juli 2020
Waktu               Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri           Joko Irawan Mumpuni   
Topik                Proses menerbitkan Buku Ajar
Peresume          Agung Harjanto A.Md


Menerbitkan Buku
Pada kesempatan kali ini jika waktu cukup  setidaknya akan disampaikan 3 paparan :
ü Paparan pertama “ Writing Preneurship ( Menulis Buku Yang Diterima Penerbit)”
ü Paparan kedua “ Menulis Buku Ajar”
ü Paparan ketiga “ Teknik Menulis Buku “
Sebagai guru setidaknya ada beberapa tujuan menerbitkan buku. Dari pengalaman bertemu dengan banyak penulis, rata-rata adalah berorientasi pada profit, ingin mendapatkan royalty yang besar.Ada juga yang berorientasinya bukan pada uang, tetapi pada Nirlaba (pengabdian). Juga ada tujuan lain untuk promosi diri, untuk branding. Kalau Akademisi, Dosen terutama biasanya sangat bersemangat untuk menulis buku karena memang untuk memenuhi regulasi, untuk kenaikan pangkat.


Berdasarkan gambar diatas, terkait dengan tulis menulis , saat ini kita berada di posisi mana?...perhatikan tangga yang paling bawah, tertulis I won’t do it ( saya tidak ingin menulis). Dan disini tidak mungkin kita tidak mau menulis karena telah ikut group belajar menulis. Atau sedikit naik ke atas I Can’t Do It, Guru rata-rata sudah pernah kuliah, kalau kuliah rata-rata pernah bikin laporan , sudah pernah bikin skripsi,  sehingga ketika membuat laporan atau skripsi sudah bisa dikatakan bisa menulis. Tetapi kenapa tidak berkembang , tidak keluar produk-produk baru, iya karena ada persoalan-persoalan lain. Mudahan-mudahan sampai jam 21:00 bapak Ibu sudah ada di tangga paling atas,”Ya, saya akan menulis dan menghasilkan buku untuk diterbitkan”.

Gambar diatas sering disebut ekosisitem industry buku, kata industry merujuk pada kata ekosistem. Ekosistem berasal dari kata ekonomi, ekonomi ujung-unungnya adalah uang. Artinya penerbit itu termasuk penerbit Andi adalah Perusahaan,profitable, yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup semua karyawannya. Penerbit itu rata-rata bukan lembaga Nirlaba yang tidak mencari keuntungan, tetapi mencari keuntungan. Artinya tidak sembarangan menerbitkan buku yang tidak yakin buku yang diterbitkan itu akan mendatangkan keuntungan.


Dari gambar Industry Buku jika diringkas, ada empat bagian atau empat komponen atau empat stake holder  . Yang pertama, ada yang disebut dengan penerbit, ada yang disebut penyalur, ada yang disebut dengan pembaca, dan kemudian ada yang disebut penulis. Yang disebut pembaca istilah industrinya disebut pasar atau pembeli. Kemudian siapa pelaku industrinya ?.Berarti ada tiga, penulis, penerbit dan penyalur. Jika satu judul buku dianggap satu buah proyek,Siapakah yang mendapat keuntungan rupiah paling banyak ?.Penerbitnya, penyalurnya atau penulisnya. Sebagai contoh buku itu berharga 100 ribu di toko buku sebetulnya took buku sebagai distributor sudah minta 30 ribu bahkan lebih, berarti adalah minimal untuk distributor 30 %, untuk penulisnya 10 ribu atau 10 %, sisanya dikelola oleh penerbit untuk ongkos produksi, ongkos SDM, promosi dan lain sebagainya. Maka sisanya tidak banyak hanya 2%-3% per satu buku. Kenapa penerbit bisa bertahan lama? Karena untungnya memang 2-3% tapi buku yang diterbitkan sudah ribuan , jadi pengalinya banyak. Tapi kalau buku itu tidak laku, maka yang menanggung adalah penulis.

Untuk proses naskah menjadi buku, bayangkan saja Bapak Ibu mempunyai naskah , pasti punya pikiran akan diterbitkan melalui penerbit manapun termasuk penerbit Andi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
1.     Mengirimkan naskah ke penerbit
2.     Oleh penerbit dinilai,direview,bukan untuk menghakimi, bukan untuk merendahkan naskah itu, tetapi hanya di evaluasi dengan pertanyaan besar apakah naskah tersebut jika dijadikan buku laku atau tidak.
3.     Setelah naskah diterima, diminta softcopy kemudian penulis diminta tanda tangan perjanjian, bagaimana kalau ditolak , ya dikembalikan.Bolehkah mengirimkan naskah lewat email , ya boleh. Kami sarankan mengirimkan naskah dicetak  hard print supaya aman,cukup di kertas , separo bab saja, daftar isi harus lengkap, judul, kemudian cv penulis harus ada, dan synopsis harus ada. Dari situ penulis sudah bisa memutuskan diterima atau tidak.
4.     Ada proses editing dan setting, Sejelek apapun naskah akan di edit karena penerbit mempunyai editor, judul biasanya usulan dari penulis dan domodifikasi dari penerbit.
5.     Sebelum di cetak massif, penerbit akan memberikan naskah yang sudah jadi buku diberikan kepada penulis untuk koreksi akhir atau proving agar ketika dicetak massif penerbit tidak ada kesalahan yanf fatal.Setelah dikoreksi penulis dikembalikan kepada penerbit untuk koreksi seperlunya, kemudian dibuatlah plat untuk membuat cetakan secara massif di mesin pencetak.
Setelah berhasil membuat karya membuat tulisan, kemudian terbit, diedarkan ke seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia. Penulis akan mendapatkan kepuasan, reputasi,  karir akan cepat naik, uang.
Naskah seperti apa yang diterbitkan  :
ü Tema tidak popular tetapi penulis popular, diterbitkan karena yang dijual reputasi penulisnya
ü Tema popular penulisnya popular, bukunya luar biasa , bisa laris manis keuntungan besar
ü Tema popular penulis tak popular, ini pilihan bagi pemula , karena tema popular kemungkinan akan diterbitkan oleh penerbit
ü Tema tidak popular penulis tak popular, ini yang tidak diterbitkan oleh penerbit

Reputasi penulis bisa dicari lewat google scholar atau google cendikia, kalau itu akademisi apalagi dosen atau guru yang mempunyai akun google scholar itu lebih disukai,karena karya tulisnya semua bia diuji di pasar, pasar dunia yaitu dilihat dari jumlah sitasi, sitasi adalah  yang dikutip dari penulis lain dari karya tersebut.
Bagaimana menentukan oplah, Berikut kwadran  kategori naskah :

Bagaimana pengaruh produktivitas dan kualitas, Berikut kwadran Kategori penulis :



Minggu, 12 Juli 2020

MENERBITKAN BUKU


Belajar menulis gelombang 11
Pertemuan 16    Senin, 06 Juli 2020
Waktu                Pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri            Edi S. Mulyanta  
Topik                 Menerbitkan Buku 
Peresume           Agung Harjanto A.Md

 
Dunia penerbitan

Pada hari ini kita akan bersama Pak Edi S Mulyanta dengan pembahasan penerbitan dari hulu hingga hilir. Hal yang menarik karena topik ini baru bagi saya dan tentunya sangat berkaitan erat dengan para penulis di dalam menerbitkan buku.

Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan demikian halnya dengan dunia penerbitan, dimana dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya.Oulet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.

Dengan masuknya Corona, dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan. Pada Bulan januari 20 – Februari 20, omzet Toko Buku masih sangat normal. Dengan masuknya pandemi benar-benar telah tersemai dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Laju bisnis yang yang tadinya masuk gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu gigi 1.

Oulet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi ke Toko Buku.

Pengalaman kami, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang uptodate mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Keputusan-keputusan strategis diperlukan, mengingat ketidakpastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Kami memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50% untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.

Media WA yang dikelola Om Jay, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapkan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterprestasikan oleh pembaca tulisan kita. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kali. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk Bapak Ibu mulai menulis, tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang bapak Ibu tawarkan.
Perlu diketahui bahwa tidak ada buku best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing.Kami pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. Kami memilih tema yang luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia Internasional. Kami push pemasaran dengan luar biasa.Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan. Laskar Pelangi ..saat awal terbit, penulis tidak menyangka akan meledak. Di awal pemasarannya , sungguh mengecewakan..dan meledak karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut ke mulut.
Bapak Ibu dapat mulai tulisan dengan tema yang Bapak/Ibu sukai, kemudian membuat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga,usia pembaca, gender, pendidikan ,dll).
Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan.

Pertanyaan : Berapa lama proses untuk menerbitkan buku ? Bagaimana caranya untuk membuat buku jika sudah memiliki file yang akan dibukukan, haruskah diedit dan dicaver dahulu ?
Jawab : Proses review 1 bulan, proses editing 1 bulan, proses produksi 1 bulan.Penulis menyerahkan dalam bentuk file Word, tidak perlu membuat cover karena cover akan dibuat oleh team desain penerbit.

Pertanyaan : Berapa besar kemungkinan proposal buku kita di acc penerbit ?
Jawab : Perbulan kami menerima naskah 150-300 judul, kami biasanya memilih 10-15 persen dari naskah masuk untuk bisa terbit. Pembiayaan ada di penerbit, penulis tidak mengeluarkan biaya apapun.

Pertanyaan : Apakah penerbit Andi menerima permintaan untuk penerbitan modul pembelajaran ?
Jawab : Kami menerima modul pembelajaran, dengan syarat sesuai dengan kurikulum. Bapak Ibu bisa mengirimkan via email edis.mulyanta @gmail.com. Untuk ked depan kami akan membuat apps untuk menuliskan proposal sehingga Bapak Ibu dapat menuliskan lewat gadget perencanaan penulisan.

Pertanyaan : Untuk royalty atau bagi hasil untuk penulis ?
Jawab : Royalti sebesar 10% dari harga jual , yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.

Pertanyaan : Kalau buku telah selesai cetak, apakah penulis mendapat buku sampel hasil cetakan ?
Jawab : Penulis mendapat sampel 6 eksemplar,
Pertanyaan : Persyaratan untuk diterbitkan (jumalah hal, ukuran kertas, biaya dll)?
Jawab : Kami menggunakan ukuran unesco 16x23 cm, jumlah halaman 125-200 halaman.

            Sebagai penutup, kedepan kami akan membuat apps proposal untuk memantau perkembangan penulisan, karena kami memberikan waktu 3 semester untuk menyelesaikan bukunya. Setelah itu jika ,elewati waktu deadline 3 semester, otomatis akan gugur proposalnya.

      Sebagai kesimpulan, dunia tulis menulis tidak akan mati, terus berkarya bagaimanapun keadaanya, karena diluar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keingin tahuannya dari tulisan Bapak Ibu.


Atletik (jalan Cepat)

  A. Aktivitas pembelajaran Jalan Cepat 1. Hakikat Jalan Cepat (Racewalking) Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkahkan kaki tanp...